Ada satu doktrin bagi para
pengarung jeram yang harus dicamkan benar-benar: Jangan pernah
mengarungi bagian sungai yang kita belum pernah melihatnya.
Buat para pemimpin perjalanan
pengarungan sungai, parameter bisa mengintai jeram adalah harus bisa
menentukan di mana saja titik-titik berbahaya di sungai tersebut,
menentukan arus mana yang akan dipilih, dan juga bisa memutuskan
daerah-daerah mana saja yang bisa dijadikan titik evakuasi dan titik
dilakukannya pengintaian jeram.
Ada beberapa faktor yang menentukan para
pengarung jeram melakukan pengintaian jeram. Biasanya kemampuan tim dan
kepiawaian pemimpin perjalanan menjadi dasar dilakukannya pengintaian
jeram (scouting). Buat tim yang kurang berpengalaman, bisa jadi mereka
melakukan pengintaian jeram dari pinggir sungai di jenis sungai kelas
III. Tapi buat para pengarung jeram berpengalaman di sungai-sungai
berkelas III, mereka kadang hanya melakukan scouting dari atas perahu
saja.
Daya pandang di sungai juga menjadi satu
faktor penting dilakukan pengintaian. Di sungai berkelok dan banyak
patahan biasanya dlakukan lebih banyak pengintaian jeram dari pinggir
sungai. Tapi untuk sungai berjenis continuous (berjeram
sambung-menyambung) dengan penampang terbuka biasanya hanya dilakukan
pengintaian dari atas perahu saja.
Banyak teknik yang bisa dilakukan dalam
mengintai jeram. Yang pertama mengintai dengan tetap berada di atas
perahu. Biasanya ini dilakukan di bagian sungai yang flat (datar) dan
hanya berjeram kelas II saja. Atau disungai dengan arus jelas kelihatan
hingga keseluruhan anggota tim bisa melihat dan melewati sesuai dengan
keinginan.
Ada juga teknik mengintai dengan memelankan laju perahu dan melakukan sedikit manuver. Di bagian sungai yang agak berarus deras dan mulai berjeram agak besar. Biasanya dilakukan usaha untuk lebih melambatkan laju perahu dengan melakukan dayung mundur. Ini berguna agar pemimpin perjalanan bisa punya waktu untuk memilih jalur mana yang akan ditempuh.
Ada juga teknik mengintai dengan memelankan laju perahu dan melakukan sedikit manuver. Di bagian sungai yang agak berarus deras dan mulai berjeram agak besar. Biasanya dilakukan usaha untuk lebih melambatkan laju perahu dengan melakukan dayung mundur. Ini berguna agar pemimpin perjalanan bisa punya waktu untuk memilih jalur mana yang akan ditempuh.
Ada juga teknik pengintaian dengan cara
berpindah dari satu eddies (pusaran air) ke eddies berikutnya. Biasanya
banyak pusaran air dipinggir sungai yang bisa dimanfaatkan untuk
melakukan scouting. Berpindah dari satu pusaran air ke pusaran air
berikutnya memberikan kita kesempatan untuk melihat bagaimana keadaan
sungai di depan dan memutuskan kelangsungan jalannya pengarungan.
Teknik pengintaian yang paling sering
dilakukan dalam pengintaian adalah melihat bagian sungai di depan dengan
berjalan melalui pinggir sungai. Kalau dalam trip perjalanan wisata,
biasanya hanya pemimpin perjalanan saja yang melakukan kegiatan ini.
Tapi bila dalam perjalanan ekspedisi sungai, biasanya keseluruhan
anggota tim bersama melakukan teknik ini. Kegiatan ini berguna untuk
menyepakati bersama, jalur mana yang dipilih oleh keseluruhan anggota
tim. Titik mana saja diperlukan kesiapan anggota tim yang lain untuk
mem-back up keselamatan anggota tim yang akan mengarungi jeram tersebut,
menyiapkan rencana-rencana cadangan dan yang terakhir menyiapkan mental
bila terkena bahaya di daerah tersebut.
Bagi para peminat kegiatan kegiatan
arung jeram ekspedisi, bisanya mereka menandakan daerah-daerah yang
berbahaya dengan marker-marker yang jelas terlihat mata. Biasanya
dipasang bendera-bendera dipinggir sungai sebelum daerah bahaya
tersebut. Agar dapat menjadi peringatan tanda bahaya dan disarankan
melakukan pengintaian di titik tersebut. (sulung prasetyo).
0 Komentar
Terima kasih sudah membaca, silahkan tinggalkan komentar!!